Pada Minggu, 30 Maret 2025, saat umat Muslim di Gaza merayakan Idulfitri, serangan udara Israel menghantam wilayah tersebut, menewaskan puluhan warga Palestina.
Menurut laporan, serangan yang dilakukan menjelang subuh itu terjadi di barat daya Khan Younis, Kota Gaza, dan Jabalia. Di Kota Gaza, serangan menggunakan drone dilaporkan menewaskan seorang warga dan melukai beberapa lainnya.
Sumber lain melaporkan bahwa serangan Israel di Jalur Gaza selama perayaan Idulfitri menyebabkan setidaknya 65 orang tewas, mayoritas adalah warga sipil, termasuk anak-anak. Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengutuk kematian delapan paramedis Palestina dalam salah satu serangan tersebut. Israel juga dilaporkan telah mengeluarkan perintah evakuasi untuk beberapa area di Gaza di tengah ofensif yang berlangsung.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi militer ini bertujuan untuk menekan Hamas agar mempercepat pembebasan 59 sandera. Namun, serangan ini memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, dengan lebih dari 50.000 orang dilaporkan tewas dan sebagian besar dari 2,2 juta penduduknya mengungsi. PBB mengutuk ofensif ini, menyebutnya sebagai kejahatan kekejaman dengan korban sipil yang sangat banyak. Financial Times
Warga Gaza merayakan Idulfitri di tengah kesedihan, dengan kekurangan makanan dan dampak dari serangan udara Israel yang menewaskan beberapa anak dan petugas darurat. Perayaan berlangsung dengan sederhana, banyak yang melaksanakan salat di antara reruntuhan, menyoroti dampak konflik yang terus berlanjut. AP News
Situasi ini menambah kompleksitas upaya perdamaian dan menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan solusi dua negara.