Pada Selasa, 18 Maret 2025, Israel melanjutkan serangan udara di Jalur Gaza, menargetkan tenda-tenda pengungsian di Khan Younis dan Rafah. Serangan ini mengakibatkan kebakaran hebat di kamp-kamp tersebut dan menyebabkan puluhan warga tewas.
Serangan ini terjadi setelah berakhirnya gencatan senjata dua bulan antara Israel dan Hamas. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi militer akan terus berlanjut hingga semua tujuan, termasuk penghancuran Hamas dan pembebasan sandera, tercapai.
Serangan tersebut menambah jumlah korban jiwa dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Banyak warga Palestina terpaksa mengungsi ke pusat Kota Gaza untuk mencari perlindungan di gedung-gedung yang masih berdiri. Rumah sakit di Gaza kewalahan menangani korban luka, terutama wanita dan anak-anak, akibat keterbatasan sumber daya medis. Kutip The Guardian, Rabu (19/3)
Masyarakat internasional mengutuk serangan ini dan menyerukan penghentian kekerasan. Negara-negara seperti Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat mengecam serangan tersebut dan menekankan perlunya kembali ke meja perundingan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Situasi di Gaza semakin memburuk dengan berlanjutnya serangan udara Israel yang menargetkan tenda-tenda pengungsian di Khan Younis dan Rafah. Diperlukan upaya diplomatik yang intensif untuk menghentikan kekerasan dan mencegah semakin banyaknya korban jiwa serta penderitaan warga sipil.
Sumber : The Guardian