Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024, Provinsi Maluku Utara menempati peringkat ke-10 sebagai provinsi dengan jumlah lokasi pekerja seks komersial (PSK) terbanyak di Indonesia. Di wilayah ini, tercatat terdapat 18 titik lokasi PSK.
Secara keseluruhan, 15 provinsi dengan jumlah lokasi PSK tertinggi di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Jawa Barat – 79 lokasi
- Jawa Timur – 70 lokasi
- Jawa Tengah – 55 lokasi
- Sumatera Utara – 37 lokasi
- Kalimantan Timur – 28 lokasi
- Sumatera Selatan – 28 lokasi
- Kalimantan Barat – 25 lokasi
- Riau – 25 lokasi
- Banten – 21 lokasi
- Maluku Utara – 18 lokasi
- Sulawesi Tengah – 18 lokasi
- Kalimantan Tengah – 17 lokasi
- Lampung – 16 lokasi
- Kepulauan Riau – 14 lokasi
- Sumatera Barat – 13 lokasi
Fenomena ini mencerminkan berbagai faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang memengaruhi keberadaan lokasi-lokasi PSK di Indonesia. Beberapa faktor utama yang berkontribusi antara lain:
- Keterbatasan lapangan kerja: Terutama bagi perempuan dengan tingkat pendidikan rendah, yang mendorong mereka memasuki industri ini sebagai alternatif mata pencaharian.
- Urbanisasi: Perpindahan penduduk ke daerah perkotaan yang menjadi pusat ekonomi sekaligus lokasi aktivitas ilegal, termasuk prostitusi.
- Kurangnya penegakan hukum: Regulasi yang lemah dan penegakan hukum yang tidak konsisten memungkinkan bisnis prostitusi tetap berjalan meskipun dilarang.
- Faktor budaya dan pariwisata: Di beberapa daerah dengan tingkat kunjungan wisata tinggi, industri ini kerap tumbuh seiring dengan permintaan yang ada.
Dampak dari keberadaan lokasi-lokasi PSK ini cukup kompleks, mulai dari peningkatan risiko penyebaran penyakit menular seksual, eksploitasi manusia, hingga dampak negatif terhadap lingkungan sosial dan keluarga.
