Aktivitas vulkanik di Gunung Gamalama, Maluku Utara, menunjukkan peningkatan signifikan pada Rabu (5/2). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat peningkatan jumlah gempa vulkanik yang terjadi dalam sejak Januari 2025.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh PVMBG, Kegempaan G. Gamalama sejak bulan Januari 2025 didominasi oleh Gempa Tektonik jauh, Gempa Tektonik Lokal dan Gempa Vulkanik Dalam (VA). Kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA) umumnya terekam 1 – 2 kejadian per hari.
“Hembusan asap kawah umumnya teramati berwarna putih tipis hingga tebal dengan tinggi 20 – 100 meter di atas puncak. Tingkat aktivitas pada saat ini berada pada Level II (WASPADA) sejak 10 Maret 2015. Karakter erupsi umumnya terjadi di kawah pusat dengan prekursor erupsi yang relatif singkat. Erupsi terakhir terjadi pada tanggal 4 Oktober 2018, diawali dengan terekamnya 7 Gempa Vulkanik Dalam 1 jam sebelum terjadi erupsi. Tinggi kolom erupsi mencapai 250 meter dari puncak” Kutip statusternate.com dalam siaran tertulis, Kamis (6/2)
Masyarakat di sekitar kaki gunung diminta untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari kawah. Selain itu, wisatawan dan pendaki juga dihimbau untuk menunda rencana perjalanan ke kawasan puncak gunung hingga situasi lebih kondusif.
Peningkatan aktivitas vulkanik ini mengingatkan pada letusan Gunung Gamalama sebelumnya yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, yang sempat menyebabkan gangguan penerbangan dan hujan abu di Kota Ternate.
Pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi, termasuk skenario evakuasi jika terjadi peningkatan status gunung berapi dari Waspada ke Siaga.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengakses informasi hanya dari sumber resmi guna menghindari berita hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan. PVMBG terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Gamalama dan akan memberikan pembaruan secara berkala.
Lebih lengkap : Siaran Rilis