Negara gagal karena kinerja TNI dan Polri gagal. Itu kata Presiden Prabowo, setuju dan itu memang benar. Ini sebuah harapan perbaikan bagi dua institusi itu.

TNI dan Polri mendapatkan anggaran APBN yang besar, tapi kalau diukur dengan Militer esensiel force masih kurang perlu ditambah. Kendati begitu, anggarannya yang sekarang ini di jejer bisa dari ujung pukul ujung Halmahera masih sisa.

Pada APBN 2025, TNI mendapatkan Rp165 Triliun dan Polri mendapat anggaran Rp 126 Triliun.

Anggaran besar itu lebih banyak dihabiskan untuk keperluan personil.Makanya, Presiden Prabowo mengatakan bahwa TNI-Polri digaji dengan uang rakyat.

Mereka diperlukan untuk menjaga kedaulatan Negara dan melindungi masyarakat.

BACA JUGA :  Ditpolairud Polda Malut Fokus Evakuasi dan Pencarian Korban

Kemarin, saya amati kinerja dua institusi itu di Maluku Utara. Banyak citra yang bagus-bagus, mereka semua cekatan dan responsif, geraknya cepat sat set.

Hampir tidak ada blunder. Di Maluku Utara dua Institusi itu tidak pernah jadi backingan pengusaha, tidak ada yang berani jadi mafia minyak, apalagi mafia tambang. Tidak ada!

Mereka bekerja dengan sangat baik, sangat dekat dengan masyarakat.

Saya pernah bertamu di Korem, mereka meladeni dengan baik. Berceritanya panjang hampir 2 jam. Begitu juga dengan Kantor Polisi di Ternate, saat bertamu disana mereka bahkan menyuguhkan minuman dingin. Senyum semua tidak ada yang menakutkan.

Jadi memang benar, kata Pak Presiden Prabowo Negara ini gagal kalau kinerja aparat dua institusi itu gagal.

BACA JUGA :  Ini, Cara Mencari Tahu Pasanganmu Selingkuh

Artinya bahwa jangan sampai gagal, kalau gagal Negara bisa bubar seperti kata Presiden Prabowo dalam Paradoks Indonesia, yang ia prediksikan Negara Indonesia bisa bubar.

Salut lah, di Maluku Utara tidak ada yang kinerjanya gagal, kalau pun ada kegagalan. Itu Hanya karena masalah mis komunikasi yang kemudian bisa di klarifikasi.